Kucing Kecil di Sekolah

Hari itu adalah hari pertama Mila bertemu dengan anak-anak. Lamarannya untuk magang di sebuah TK diterima dengan senang hati oleh bapak kepala sekolah. Sebuah dunia yang benar-benar baru bagi seseorang yang telah lama mengurung diri dan bersembunyi dalam tempurung seperti manusia goa. Rasa senang bercampur aduk dengan rasa tidak nyaman di perut, sebuah hal yang sering terjadi ketika menghadapi hal baru. Semoga saja tidak ada anak yang menangis ketika melihat wajahnya, harap Mila dalam hati.

Hari pertama bertemu dengan orang-orang baru terasa canggung. Wajah-wajah baru ditambah dengan sapaan basa-basi dapat membuat seseorang merasa tidak nyaman. Mila mencoba mengingat wajah-wajah dan nama tiap orang yang ia temui. Syukur jika bisa mengingat beberapa wajah ataupun nama dari anak-anak di kelasnya dan rekan guru lainnya. Cukup banyak yang harus dicerna dalam satu hari, berbagai rutinitas pun masih perlu untuk dipelajari. Hari pertama ini akan menjadi hari yang tidak kalah bermakna dalam hidup Mila.

Melihat anak kecil berlarian, bermain bersama, berteriak, dan tertawa membuat Mila mengingat masa kecilnya. Bahagia dahulu terasa sederhana, kian bertambah usia, rasanya semakin susah untuk bahagia. Bukan berarti anak-anak hidup tanpa masalah, perkara memasang topi berbeda 1 derajat saja sudah dapat memicu keributan selama berjam-jam. Melatih rasa sabar untuk dapat memahami cara berkomunikasi yang berbeda dan kemampuan yang masih terbatas memang bisa terasa melelahkan, hanya saja bisa terbayar penuh ketika mendengar suara tawa dan mendapat sebuah pelukan.

Kegiatan pagi sebelum kelas dimulai telah selesai. Keringat sehabis senam pagi dan bau sabun yang masih wangi setelah cuci tangan dan kaki menemani kegiatan belajar pagi ini. Duduk melingkar berdekatan, guru dan murid selang-seling berjajar. Doa pagi akan segera dimulai untuk mengawali kegiatan di kelas, terlihat satu bocah laki-laki berjongkok di pojok ruangan terdiam sambil menatap dengan mata kosong. Mila melihat dengan kebingungan, belum mengenal bocah yang sedari tadi tidak dilihatnya. Ia mencoba untuk mengajak bocah itu untuk berdoa bersama.

“Hai, namamu siapa? Aku Bu Mila, guru baru. Doa bersama yuk, di lingkaran!”

“…”

“Sudah ditunggu sama teman-teman lainnya, kamu bisa pilih mau duduk dimana”

“Aku kucing kecil…”, suaranya lirih

“Namamu kucing kecil?”

“Aku kucing kecil”, suaranya mulai mengeras

“Ristra, segera duduk di lingkaran, yuk! Kita mau berdoa bersama”, ajak guru lain

“AKU KUCING KECIL!”, ia berteriak

“Oke kucing kecil, kita duduk di lingkaran yuk!”

“Meong…”

Ristra merangkak dari tempat berjongkoknya sambil mengeong lalu duduk bersama teman-teman lainnya. Mila masih mencoba mencerna hal yang baru saja terjadi di depan matanya. Rasa geli, kaget, dan bingung bercampur aduk. Doa bersama pun dimulai, Ristra terlihat mengadahkan tangannya sambil memanyunkan bibirnya. Menatap dengan mata kosong dan terdiam. Teriakan “amin” di setiap akhir doa dari teman-temannya tidak cukup membuatnya untuk menggerakkan bibirnya dan mengeluarkan suaranya kembali. Seorang murid bertanya pada Mila, mengapa Ristra hanya diam saja.

Kegiatan di kelas kali ini diisi dengan perkenalan semua orang yang ada di kelas dan mengelilingi sekolah. Rasanya tidak cukup untuk sekali saja berkenalan dengan orang baru, mengahafal wajah dan nama bagi beberapa orang terasa cukup susah. Membangun kedekatan dengan anak, terlebih orang baru juga membutuhkan waktu. Menyanyikan lagu bersama sambil memperkenalkan nama membuat suasana kelas menjadi cair dan akrab. Sambutan yang bersahut-sahutan diiringi tawa meramaikan ruangan itu. Namun, terlihat satu orang yang masih diam terpaku. Ristra.

“Eh, ada satu teman kita belum berkenalan”

“Oh iya, yang mana ya yang tadi belum berkenalan?”

“…”

“Ristra, kenalan dulu, yuk”, bisik Mila pada Ristra

“Aku bukan Ristra, Aku kucing kecil! Namaku kucing kecil!”

Setiap hari tidak ada peristiwa yang dapat ditebak. Pagi ini, Mila bertemu dengan kucing kecil, mungkin keesokan harinya ia akan bertemu dengan kecoak raksasa atau marmut antartika. Bisa saja datang Ultraman Kalijudan atau Power Ranger hijau tosca. Hal yang tidak terduga membuat hari-hari semakin berwarna. Kejutan-kejutan baru siap untuk menambah cerita. Semangat baru untuk menanti hari esok, menunggu kejutan-kejutan kecil yang tidak terduga. Ini adalah cerita awal Mila bersama tokoh-tokoh baru di dunia barunya.