Hujan dan Mati Lampu

Sejak pagi cuaca tidak menentu mendung lalu tiba-tiba matahari bersinar seperti genderang mau perang, panas cukup lama lalu angin kencang datang, awan lalu meredup.

Suara petir bernyanyi, mendung total, tapi hujan belum turun selang beberapa detik hujan turun secepat orang meminjam uang, berbarengan dengan mati listrik, entah mengapa listrik selalu mati ketika hujan besar.

Batere habis tidak ada powerbank, akhirnya memilih untuk tidur, hanya beberapa menit tidak terasa sudah tertidur pulas, jika dilihat tidak hampir satu jam tidur tapi rasanya begitu lama sekali.

Hujan masih berlanjut, tetapi tidak begitu deras, liatrik sudah menyala, sudah pasti dapur kebasahan setengah genteng sudah tidak ada, tidak kuat menopang air.

Menyentuh air adalah hal yang menakutkan, hawa menjadi sangat dingin, mungkin sudah terbiasa dengan cuaca panas, hujan adalah anugerah sekaligus musibah bagi sebagian orang.

Masih menjadi misteri mengapa setiap hujan turun listrik selalu mati, apa karena tidak kuat dengan air, atau memang takut akan basah, tidak tahu yang pasti bayaran setiap bulan selalu mahal walaupun kulkas dan mesin cuci sudah jadi pajangan di rumah.

Ketika hujan turun secara otomatis orang-orang akan bersembunyi dibalik tembok rumahnya, atau sebagian hanya berteduh dipinggir jalan dengan kardus bekas yang layu.

Secangkir kopi indocafe menanti untuk disetubuhi, untung air panas masih ada di termos, rasanya horor jika ke dapur dalam keadaan hujan, angin dan air bebas masuk seenaknya.

Sedangkan kodok tersenyum lebar karena daerah sekitar menjadi lembab.