Manusia Gaptek

Setiap hari rabu selalu mengantar ibu ke rumah sakit seperti biasa, jarak dari rumah ke tempat tujuan lumayan jauh, bisa menempuh sampai dua puluh bahkan setengah jam, tergantung kondisi jalan sedang ramai atau sepi, atau gaya berkemudi juga berpengaruh terhadap waktu tempuh. 

Sehabis dirawat cukup lama kondisi masih belum kunjung membaik, jalan masih dituntun, belum bisa menggunakan kendaraan umum seperti elf atau angkot, otomatis harus menggunakan mobil pribadi, entah itu kakak atau kakak ipar. 

Sebab saya sendiri tidak bisa mengendarai mobil, hanya bisa maju mundur dan parkir di halaman rumah, itu juga karena halaman rumah cukup luas, seandainya sempit sudah lecet dimana-mana tuh mobil. 

Semalam tidak bisa tidur, ketika subuh tiba baru rasa kantuk datang, kebiasaan manusia pemalas, karena teringat hari ini jadwal mengantar ibu, mencoba mandi kepala sedikit pusing tidak mengapa, toh tidur masih bisa di lain waktu. 

Hanya ada berdua, menghubungi kakak ipar yang lumayan dekat, tidak dekat juga sih, beda provinsi tapi pinggiran hehehe, tetapi karena ada kesibukan hanya bisa mengantar berangkat dari rumah ke rs, tidak apa masih alhamdulillah. 

Sudah sampai si rumah sakit langsung mendaftar dan menuju lantai tiga, peralatan sudah terpasang baru keluar untuk mencari sarapan, banyak pilihan berjejer, mulai dari nasi lengko, empal gentong, nasi jamblang, tapi lebih memilih bubur tangerang. 

Rasanya bosan jika makan nasi, walaupun bubur juga terbuat dari nasi, tidak mengapa lah namanya juga nasi sudah menjadi bubur mau gimana lagi, suiran daging menghiasi bubur, potongan daun bawang dan taburan kacang serta bawang goreng, tidak lupa kecap dengan motif zig-zig, rasanya sayang kalau diaduk, menghilangkan estetika. 

Suap demi suap masuk ke mulut lalu tujuan awal ke perut, tidak lupa sate telur puyuh, dan teh hangat, serta kebisingan jalan raya. 

Habis sudah bubur di depan mata, rasa kantuk kembali datang tidak sempat untuk mengusap satu batang rokok, kembali ke lantai tiga, memberi bubur yang sudah dipesan tanpa kacang dan sambal, ijin pamit untuk tidur di lobby. 

Tidak ada orang, sepertinya habis dibersihkan, pada awalnya duduk di sofa setelah petugas kebersihan pergi, pindah lah ke lantai menbuka jaket untuk dijadikan bantal, tidak lupa menyetel lagu pengantar tidur, playlist dari penyanyi norah jones, lisa ono, dan diana krall menemani tidur pagi ini. 

Tidak ada mimpi yang singgah, hanya terdengar suara tangisan seorang perempuan, sudah terbiasa, lagian tidur di lobby icu banyak orang berduka disini, sudah tidak asing lagi, melihat dan mendengar kesedihan manusia. 

Tidak tahu pasti sudah berapa lagi yang didengar, melihat jam sudah pukul setengah dua belas saatnya pulang, tidak ada yang menjemput, masih belum sanggup menggunakan elf, akhirnya disuruh untuk memesan grab. 

Ini permasalahannya tidak pernah seumur hidup memesan ojek online atau taksi online, sungguh baeu menyadari betapa gapteknya diri ini, mencoba mendownload dan daftar hampir setengah jam menyerah tidak tahu caranya, akhirnya menelpon istri kakak. 

Masalah terselesaikan, sudah dipesan tinggal pulang ke rumah, sampai di rumah mencari tutorial memesan ojek online dan sampai sekarang masih belum paham, sepengalaman naik kendaraan online hanya tahu menunggu mobil datang ketika sampai ditujuan membayar. 

Ternyata harus mendaftar terlebih dulu, tidak sesimple naik elf atau angkot naik bayar turun.