Tidur Di Lift

Kurang tidur adalah gejala umat manusia, bukan karena begadang atau terlalu banyak minum kopi, sudah beberapa hari ibu dirawat, gejala penyakit komplikasi, sehabis sholat jumat di hari idul adha berangkat ke rumah sakit. 

Tidak bisa berbuat banyak, menemani ibu di rumah sakit, entah mengapa cuaca sangat dingin belakang ini jika malam tiba, siangnya kembali panas, baru satu hari kurang tidur melanda, tidak bisa tidur, lebih tepatnya mau tidur tapi tidak memungkinkan. 

Tetangga kamar selalu ngoceh tidak karuan, kadang tertawa dalam hati mendengarkan ocehannya, anaknya yang menemani selalu dimarahi dengan nada dan bahasa yang jenaka dan mengocok perut, tetapi lama-lama bikin kesal juga tetangga kamar, selain ngoceh jam dua malam. 

Niat awal ingin tidur pun sirna, baru bisa tertidur ketika azdan subuh bangun jam enam pagi selanjutnya jangan harap bisa tidur, pagi-pagi yang dingin keluar mencari angin segar dan secangkir kopi, mobil fuso yang salip. 

Sampai tiba malam hari kepala semakin pusing, baru ingat belum makan malam, jam sembilan suasana di luar lumayan ramai, baru menyadari sekarang malam minggu, setelah memesan nasi lengko dan melahapnya dengan membabi-buta. 

Pada awalnya ingin langsung kembali ke rumah sakit, ahh masih ada kakak disana, akhirnya memesan secangkir kopi, melihat anak remaja dengan motor bodongnya, beberapa orang berwajah muram sedang minum kopi, kepala semakin pening akhirnya kembali ke kamar. 

Tidak tahan rasanya jika harus menaiki tangga, menekan tombol lift, karena sendirian mencoba menutup mata. 

“Hey manusia, lagi ngapain disini?” 

seseorang memanggil

Mencoba membuka mata, ternyata melihat tombol lift ada di lantai G seorang yang samar-samar menyapa, karena tidak terlalu sadar, akhirnya dia mulai memperkenalkan diri, baru menyadari ternyata dia teman sma, mengobrol sebentar. 

Rupanya dia bekerja disini, kembali tidur hampir sepuluh menit tidak keluar dari lift, hingga akhirnya ada seorang satpam membangunkan. 

“Mas kalo mau tidur jangan di lift!”