Terima Kasih, Papah.

Hujan selalu menghampiri setiap harinya di kota bandung, sore itu sehabis hujan turun deras, aku sedang menonton film Indiana Jones, ku lihat handphone ternyata ada lima panggilan tak terjawab, tiga kali dari kakak pertama, satu kali dari kakak kedua, dan satu kali dari nomor yang tidak ada ketahui, film yang masih berputar di depan layar laptop aku jeda sejenak, setelah itu datang lagi panggilan masuk, dari kakak pertama, dengan suara yang sedikit sesak kakak memberi tahu bahwa bapak telah meninggal dunia.  

Seketika perasaanku bingung bercampur sedih, bapak setahuku sehat-sehat saja sebelumnya, begitu mendadak, memang tidak ada yang pernah tahu kapan maut menghampiri, aku langsung mandi, karena sejak pagi hanya di depan layar laptop sambil melihat berkas revisian yang tak kunjung menambah halaman dan menonton film selebihnya, aku langsung mengepak barang-barang seperlunya untuk ku bawa pulang ke rumah, lalu mengabari teman satu indekos bahwa aku harus pulang dulu ke kampung halaman.  

Hari sudah mulai gelap, masih menunggu mobil yang menjurus ke arah kampung halaman, tetapi seorang teman menelpon, untuk pulang bersama dengan tujuan ke rumahnya yang melewati kampung halaman ku, setelah mendapat kabar dari teman indekos, pulang ke rumah dengan perasaan yang bercampur aduk, aku dan teman mulai berangkar menaiki motor ke rumah dengan cuaca gerimis, aku masih belum percaya mendapatkan kabar dari kakak.  

Dalam perjalanan aku masih membanyangkan bahwa ini tidak nyata, tetapi logika ku masih berjalan, sesampai di rumah pukul sepuluh malam, tamapak ramai di pelataran rumah saudara dekat sudah berkumpul, dan ku lihat jenazah bapak ku di ruang tengah, ibuku pun tidak pernah menduga sebelumnya, baru ada kakak ketiga dirumah, kakak pertama dan kedua sedang dalam perjalanan karena tinggal di luar provinsi.  

Baru keesokan harinya semua keluarga berkumpul, dan bapak dimakamkan pada pagi harinya, semua sudah terjadi, mohon maaf karena semasa kecil saya sering membangkang dan bandel sampai bapak saya sering marah terhadapku karena ulahku, memang aku bukan anak yang baik, anak bungsu yang selalu nakal dan keras kepala, “Terima Kasih, PAPAH”. Panggilan kepada bapak, karena ibu ku dari sunda dan bapak ku dari jawa sehingga di kelurga selalu memakai bahasa indonesia, tetapi sekarang aku sudah bisa keduanya, sudah lama tinggal di bandung, mohon maaf karena belum pernah menjadi anak yang baik.