Seorang Pemuda Ini Pura-pura Puasa

Bulan ramadan telah usai, hari raya di depan mata seorang pemuda mengeluh kesakitan di bagian telapak kakinya, pasalnya ketika hendak bersalaman setelah solat idul fitri, kaki pemuda itu disengat oleh lebah atau tawon, sembari menahan rasa sakit sampai barisan salaman pemuda itu memasang wajah senyum sambil menahan rasa sakit.

Tidak habis pikir sepanjang barisan orang bersalaman anehnya hanya pemuda itu yang terkena sengatan lebah, mungkin sedang sial saja, sampai di rumah sanak saudara berkumpul, pemuda itu jalan dengan terpingkal-pingkal, ketika dilihat telapak kaki bagian samping bengkak memerah.

Mengeluh pada siapa pemuda itu, diambillah minyak oles sebut saja freshcare untuk meredam rasa sakit dan bengkak yang memerah.

Selama bulan ramadan, seluruh umat muslim di seluruh dunia menjalankan ibadah puasa, dan wajib menahan diri dari segala hal yang membatalkannya, menahan hawa nafsu dan dari kegiatan yang biasa dilakukan yaitu makan dan minum mulai dari terbitnya fajar sampai terbenamnya metahari.

Tetapi hal tersebut tidak berlaku bagi pemuda ini, disaat semua orang di rumahnya menjalankan, pemuda ini selalu mengikuti kegiatan seperti makan sahur dan berbuka puasa sama seperti pemuda pada umumnya yang dinilai sudah cukup kuat untuk menjalankan ibadah puasa.

Pada bulan puasa sebelumnya, pemuda ini selalu hidup di tanah perantauan, dan melakukan kegiatan godin atau kata lain membatalkan puasa bersama teman-temannya, dengan membeli makanan di minimarket yang tentunya buka ketika bulan ramadan di pagi hari .

Bulan ramadan kali ini seorang pemuda itu menatap di rumah dari awal bulan puasa, banyak umat muslim di seluruh belahan dunia sangat semangat menyambut bulan yang suci ini, tetapi sebagian masyarakat indonesia yang menganut islam KTP menyambutnya dengan santai seperti pemuda satu ini.

Sebagai pemuda yang berbakti kepada ibunya, dia selalu membantu mencuci piring dan membeli takjil, dan tidak lupa dengan keadaan muka yang terlihat lemas dan bibir kering.

Telah diketahui sebelumnya pemuda ini memang tidak terbiasa berpuasa selama hidup di perantauan yang sudah lama, kini dihadapkan harus berpuasa ketika di rumah, karena seluruh anggota keluarga menjalankan puasa.

Banyak perbedaan pandangan antara generasi tua dan muda, dimana sebagian anggota keluarganya sangat religus dan taat menjalankan setiap perintah agama, berbanding terbalik dengan pemuda yang satu ini.

Memang bentuk kecurangan yang banyak dilakukan adalah dengan pura pura puasa pada siang hari dan ikut berbuka puasa dan sahur, atau bisa disebut puasa palsu, padahal pemuda ini pada siang hari pergi ke rumah temanya sambil membawa sebotol minuman bersoda dan sebungkus rokok tidak lupa pula bungkusan nasi padang yang dibelinya pada warung nasi padang yang ditutup tirai.

Banyak dari kelompok pemuda ini melakukan hal yang sama termasuk temannya, tentu pura pura puasa adalah hal yang paling memalukan, mengapa harus berpura-pura, tetapi hal ini dilakukan dengan terpaksa ketika berada di rumah, lain halnya di perantauan.

Keesokan harinya pemuda ini berniat sangat yakin untuk berpuasa karena tidak mau mempunyai rasa penyesalaan ketika ikut berbuka puasa, dia bangun dengan cepat untuk sahur dan banyak minum air agar kuat menahan lapar dan haus saharian.

Pada siang harinya temanya mengontak lewat Whatsapp, “bro, sini ke rumah lagi pada kumpul nih teman-teman, ada nasi padang, rokok sama minuman dingin”, isi pesan dari temanya.

Seorang pemuda ini mengabaikan isi pesan temannya yang mangajak untuk godin berjamaah, dan pemuda mamatikan ponselnya, beranjak dari tempat tidur, dan pemuda tersebut berangkat menuju rumah temannya.