Pecundang Oleh Maxim Gorky

Maxim Gorky adalah salah satu penulis yang cukup membuat diri ini tertarik, tepatnya dua tahun yang lalu ketika sepulang kuliah, tidak-tidak, lebih tepatnya bolos kuliah, bukan karena saya malas, tetapi jatah untuk tidak masuk perkuliahan belum terpakai sama sekali.

Kebetulan pada waktu itu, tanggal masih muda sedangkan perut yang dari pagi belum terisi, dengan berjalan kaki dari gedung perkuliahan yang berada paling belakang kampus, saya menuju mesin atm yang berada di dekat gerbang, lumayan jauh, tetapi dengan semangat akan uang bulanan, saya meninggalkan kelas pada pagi itu.

Sudah menjadi kebiasaan setiap perkuliahan tidak membawa tas, hanya telepon genggam dan earphone, sebab tidak terlalu penting membawa begitu banyak barang, pernah sesekali membawa tas ransel besar berisikan kehidupan sehari-sehari seperti pakaian, alat mandi, dan selimut, pada waktu itu tidak mempunyai tempat tinggal, sebut saja kosan.

Hal yang pertama keluar dari mesin atm adalah wajah yang kembali ceria, sebenarnya tidak terlalu membutuhkan uang, hanya saja untuk bertahan hidup butuh uang untuk makan, minum dan membeli keperluan lainnya.

Tempat yang pertama saya kunjungi adalah toko buku di seberang kampus, sudah lama tidak mengunjungi toko tersebut, selain untuk melihat koleksi buku yang bertambah, dan juga bulan kemarin saya masih memiliki hutang dan juga kopi rokok sama pemilik toko tersebut hehehehe.

Sampai di toko buku tersebut, hal yang pertama adalah membayar hutang dan menyuruh pemilik toko buku tersebut untuk membeli kopi dan rokok, sebab toko tersebut tidak terlalu ramai, seperti biasanya memang tidak ramai kecuali pada tahun ajaran baru ketika mahasiswa membeli buku yang dianjurkan oleh dosen.

Mata ini terus melihat buku dengan cover yang menarik, sebuah kepala yang sedang direbus, saya selalu melihat buku dari cover nya, tidak peduli siapa penulisnya, mungkin peribahasa don’t judge the book from its cover tidak berlaku bagi saya.

Buku tersebut adalah pecundang karangan Maxim Gorky, katanya buku ini bercerita tentang Rusia, apalah saya tidak begitu tertarik dengan apa yang diceritakan oleh pemilik toko buku tersebut yang penting covernya menarik bagi saya.

Buku ini cukup tebal, berisikan 404 halaman, setelah beberapa tahun kemudian saya baru menuntaskan buku tersebut, sebab buku terjemahan cukup sulit untuk memahaminya.

Setelah membaca buku karangan Gorky, tepat seperti nama penanya Gorky yang mempunyai arti pahit, buku ini memiliki nuansa yang pahit sepanjang cerita dari awal hingga akhir.

Tokoh dalam buku tersebut adalah klimkov, seorang anak yatim sejak kecil, ayahnya mati ditembak oleh tentara sejak umur klimkov 4 tahun, julukan bagi klimkov anak yatim.

Klimkov bekerja di toko buku setelah tamat sekolah, kehidupan klimkov setelah bekerja di toko buku datar saja dan lancar, ada nasihat dari paman yang mangasuh samasa kecil, “Lakukan apa yang diperintahkan, kemudian menyendirilah. Hati-hati dengan orang-orang yang tegas. Satu dari sepuluh orang yang tegas berhasil, dan sembilan bekerja keras.”.

Oleh sebab itu klimkov selalu bekerja dengan patuh dan selalu menuruti perintah dari pemilik toko buku untuk menyenangkan hatinya, suatu ketika, klimkov sedang menata buku yang ada di rak-rak toko tersebut, pemilik toko berkata kepada klimkov.

Pecundang, halaman 57.

Setelah itu, selang beberapa tahun kemudian klimkov menjadi agen mata-mata di departemen keamanan Rusia, pada awal ini cerita dimulai.

Kematian bagaikan angin begitu gampang saja terjadi dalam cerita yang ditulis oleh Gorky, kontradiksi bergejolak dalam benak klimkov dalam hatinya membenci profesinya, dan mendukung para revolusioner, justru tidak bisa berbuat apa-apa. Yang dia lakukan malah membuat mereka ditangkap dan diadili.

Dari sini lahirlah sebuah buku pecundang, silakan dibaca buku ini, lumayan menarik walau sedikit membosankan, butuh waktu yang lama untuk menyelesaikan buku tersebut bagi saya, mungkin keterbatasan oleh rasa malas hehe, dapatkan di toko buku kesayangan selingkuhan kalian wkwkwk, selamat membaca.