Nyamuk Sedih Menghisap Darahnya Sendiri

Sejak lahir di bumi, tidak ada yang mengharap nyamuk itu ada, namanya juha lahir pukul sepuluh siang, kekurangan gizi sejak lahir, ibunya mati perjalanan pulang sehabis menghisap darah ceu romlah penjual nasi pecel.

Juha yatim piatu hidup sendirian sejak kecil, tidak ada seekor nyamuk yang mau bergaul dengan dia, sebab juha tidak pernah menghisap darah manusia, masih ada rasa trauma ketika mengetahui ibunya mati di tangan ceu romlah.

Setiap malam juha selalu menyendiri, sedangkan teman sebayanya sibuk mencari penghidupan di sekitaran warung pecel ceu romlah, terdiam merenung, ruang gelap, juha selalu overthinking memikirkan hari esok.

juha teriak sangat keras di dalam hati

Tidak ada nafsu makan, sudah tiga hari tidak menghisap darah, terhitung sejak juha lahir, meragukan segala hal yang dia jumpai, memperhatikan teman-temannya mati karena terlalu kenyang, atau mati setelah menghisap darah bos kayu.

Kepala juha dipenuhi oleh pertanyaan tentang kehidupan, buat apa hidup kalau hanya jadi beban orang lain, tidak ada manfaatnya sama sekali, pernah sekali waktu juha melihat kejadian yang membuat dirinya memutuskan hal besar dalam hidupnya.

Pada suatu malam yang hangat, diketahui nyamuk terkuat diantara nyamuk lainnya, mang juned meninggal di usianya yang baru seminggu.

Keyakinan juha untuk terus hidup semakin ragu, buat apa susah menghisap darah jika hanya mampu hidup satu minggu.

Akhirnya juha memutuskan untuk menghisap darah manusia, semua nyamuk di sekitaran warung ceu romlah terkejut dan memandang sinis.

Seorang pemuda sedang bersedih duduk di pinggiran warung, juha mendapatkan sasaran yang tepat, terbang setengah oleng, badan juga kurus kering, bersusah payah menghampiri pemuda sialan itu.

Butuh waktu yang lama hingga juha sampai di pemuda itu, ketika singgah di tangan, juha bingung bukan kepalang, tidak tahu bagaimana cara menghisap darah, badannya berkeringat, berpikir tidak membantu.

Pemuda sedih melirik juha, mereka saling memandang, juha semakin ketakutan, tanpa pikir panjang akhirnya juha menghisap darahnya sendiri, pemuda itu kebingungan.

Tidak ada niatan dari pemuda sedih untuk membunuh juha, malah pemuda itu ingin bercerita panjang lebar tentang hidupnya yang selalu sedih.

Juha mengakhiri hidupnya dengan sia-sia, pemuda sedih semakin sedih melihat nyamuk yang singgah di tangannya tanpa sempat menghisap darah.