Maaf Adalah Sebuah Kata

Satu kata yang sulit diucapkan adalah “maaf” entah itu meminta atau memberi, jika tidak saling, maka akan terus berkelanjutan, mungkin banyak kata lain selain dari kata itu.

Lapig beberapa hari ini tidak mempunyai keyakinan untuk melangkah hidup, sebab dia tidak mengenali dirinya sendiri, sudah lama ingat ingatan, terlalu lama hidup dalam ketidakpastian.

Tidak tau maunya apa dan harus bagaimana, yang dia bisa lakukan hanyalah menyusakan orang lain disekitarnya, terlalu redup untuk melihat kehidupan.

Sebagaimana manusia, lapig terlalu naif dan munafik untuk mengatakan kata maaf, sebab mulutnya seakan kram mendadak ketika ingin mengucapkan kata itu.

Tidak pernah meminta tapi sering menuntut, sebuah perilaku yang sangat naif jika tidak mempunyai keinginan yang dicapai.

Mungkin sangat malas untuk bermimpi tapi lebih sering tidur, proses adalah sebuah tindakan yang melelahkan, lapig lebih memilih mengalir seperti tai di comberan.

Kadang air dalam comberan tidak mau mengalir, berdiam mengambang saluran macet dipenuhi sampah masyarakat.

Merasa benar adalah sebuah kesalahan, selagi itu bukan ilmu pasti, mempercayai kesalahan sebagai modal dan pupuk memelihara kekecewaan.

Tidak ada yang diharapkan lagi dari semua janji manis yang keluar dari mulut manusia, terasa indah terdengar di telinga sampai mengeluarkan cairan kuning kental.

Kopok namanya, terlalu bebal seperti pembuat kebijakan yang membunuh secara berlahan.