Kisah Asmara Seorang Lelaki Yang Mengencani Korek Api

Pagi tadi lapig kesal sekali, korek kesayangannya hilang entah dimana, seingatnya tadi malam dia pergi mengunjungi perkumpulan manusia patah hati karena ditinggalkan sendalnya di teras masjid. 

Berharap bisa berdamai dengan masa lalu karena sendal lagi yang harganya setara dengan jajan satu bulan hilang ketika sepulang solat jumat, beres pulang dari perkumpulan hati lapig mulai tenang. 

Namun ketika matahari terbit rasa kesal datang kembali, korek bermerek terkenal hanya bisa dibeli di supermarket tidak tersedia di toko kelontong, hilang dalam semalam, pikiran lapig langsung tertuju kepada perkumpulan semalam. 

Sebab tadi malam lapig membawa korek tersebut dan sebungkus rokok tukang kuli, sesampai di perkumpulan lapig hanya mengeluarkan korek, sudah berjejer rokok bermerek terkenal, lapig enggan mengeluarkan rokok yang biasa dikonsumsi oleh tukang kuli. 

Masih utuh sebungkus rokok tukang kuli tidak tersentuh, plastik masih menempel, diketahui korek kesayangannya tidak ada ketika lapig hendak boker sambil udud, pada awalnya senang mengetahui rokok masih banyak. 

Sudah jongkok mengeluarkan beberap butir tai, membuka bungkus rokok, lalu menjepit oleh bibirnya yang hitam dan jigong langsung menempel di ujung rokok. 

Posisi udah pas nyaman dan tenang, hendak membakar rokok namun korek kesayangannya hilang, lapig menyudai ritual boker di pagi hari, moodnya langsung hancur. 

Seharian lapig hanya meratapi korek yang sudah dianggap kekasihnya hilang, rasanya seperti diputuskan ketika sedang sayang-sayangnya, isi bensol masih banyak, baru diisi dua hari yang lalu. 

Semua orang di gang senggol merasa terganggu oleh suara rintihan dari tangisan lapig, malamnya lapig mengadakan acara tahlilan selama tujuh malam untuk menghormati kepergian korek kesayangan.