HBD Kakek Pram

“Untuk yang terlupakan dan yang dilupakan” sebuah kalimat pertama sebelum membuka lembaran buku jejak langkah, meski dilarang oleh rezim yang berkuasa pram tidak pernah berpikir untuk berhenti menulis dengan berbekal alat seadanya ia terus menulis, karya pram telah diterjemahkan lebih dari 41 bahasa asing dan menjadi buku wajib bacaan bagi siswa di beberapa negara lain.

Lahir pada tanggal 6 februari 1925 di blora, tepat pada hari ini tanggal 6 februari pram pada usia 92, ragamu sudah tiada tetapi jiwamu masih hidup, dalam bukunya banyak membahas tentang pergulatan tentang sejarah pergerakan indonesia menjadi sebuah negara, karya yang populer tetralogi buru dengan semangat juang dalam jiwa mingke melawan segala ketidakadilan dan ketimpangan yang melanda tanah air akibat kolonialisme dan imprealisme.

Membaca tetralogi buru tak pernah lekang oleh waktu untuk mengetahui bagaimana pergulatan mencapai sebuah negara yang merdeka, terlepas dari rantai yang membelenggu, nyanyian sunyi seorang bisu yang menceritakan pengalaman bagaimana kehidupan dalam pembuangan oleh negaranya sendiri akibat sebuah rezim walau demekian ia tak pernah berhenti berkarya, menjadi tahanan politik nomor 641 masa tahanan 14 tahun (1965-1979) dengan tuduhan tidak jelas dan tanpa pengadilan.

Karya pram sangat disarankan untuk dibaca kaum muda indonesia saat ini yang ingin mengenal bangsanya lebih dekat, melihat berbagai macam peristiwa pada saat ini, rasanya tepat jika karya pram kembali dibuka, dibaca dan direnungkan kembali, Selamat ulang tahun Pram.