Berak Lancar Kunci Kebahagiaan

Percayalah buang air kali ini sungguh nyaman, aku bisa mengeluarkannya tanpa perlu mendorong, atau membuat tekanan agar membuatnya keluar, kali ini bisa keluar tanpa perlu ku perintah, keluar dengan begitu lancar, pernah ku ceritakan bahwa waktu buang air besar yang tepat adalah, seiringan dengan habisnya sebatang rokok, jika sebatang rokok itu habis maka waktu buang air pun berakhir, jika belum habis, maka lanjutkan lah buang air, mungkin masih ada yang tersisa.

Pintu kamar mandi terbuka, sudah waktunya aku keluar dari kamar mandi, mungkin kegiatan ini, sudah pernah kualami, buang air besar sambil merokok, lalu keluar dari kamar mandi dengan perasaan yang lega, seakan tanpa ada beban yang menghantui hari ku, mungkin tidak perlu ku ceritakan lagi kegiatan buang air besar sialan ini, aku muak mendengar ceritanya, selalu saja begitu dan berulang, tetapi harus ku akui, masih tetap aku lakukan untuk setiap harinya.

Entah aku lupa sebenarnya sekarang hari apa, aku masih saja di kandang babi dengan nade, mengecek jadwal kuliah, ternyata aku tidak punya jadwal perkuliahan, memang hampir dari awal masuk perkuliahan aku tidak pernah mencacat jadwal perkuliahan, hanya berangkat ke kampus, dan duduk mendengarkan apa yang dibocarankan oleh dosen, dan aku tidak suka mencatat pada dasarnya, mendengarkan pun aku muak.

Nade mengajak ku untuk pergi ke kampus, mungkin saja suasana disana cukup menyenangkan, aku dan nade berangkat ke kampus bersamaan, kandang babi tidak perlu dikunci rasanya cukup aman hari ini, dan kita tidak perlu mencemas kan kandang babi, sepertinya lapig sudah selesai mengikuti perkuliahan hari ini, se sampai di kampus, kami tidak pergi kemana-mana, hanya duduk di tempat seperti biasa, di bawah pohon rindang tepatnya, memperhatikan mahasiswi yang melintas.

Sinar matahari terik, kini tertutup oleh rindangnya pohon ini, andai saja ada wanita yang aku tunggu selama ini, datang menghampiri ku tanpa malu-malu, atau paling tidak menyapa dan memberi sedikit senyuman, aku rasa hari yang buruk atau baik, semuanya akan indah jika harus dilewati dengan senyuman manis menghampiri penglihatan ku, tetapi aku sadar hal itu tidak terjadi sekarang, aku hanya melakukan aktivitas, duduk saja, tidak ada yang istimewah, entah aku juga toh tidak tahu dimana dia berada, terus terang aku tidak tahu siapa yang ku maksud, hanya mencoba membayangkan saja tidak lebih.

Bagaimanapun juga, aku masih berharap ada seseorang datang menghampiri kami berdua, aku tidak tahu bagaimana menceritakannya, berdua dengan seorang lelaki yang sama-sama belum mandi di siang ini, nade mengajak mengobrol tentang masa perkuliahan yang sebenarnya masih lama untuk dibicarakan, aku berpura-pura mendengarkannya, terlalu menanggapi obrolan kali ini rasanya sama saja, tetap membuang-buang waktu, rupanya nade bosan juga dengan ucapannya sendiri, lalu tangannya masuk saku celana, dan mengeluarkan rokok yang masih tersisa banyak, kini perasaan ku lega, sepertinya tidak ada yang menggap yang aneh-aneh terhadap kami berdua ketika mulai merokok, sebenarnya aku tidak terlalu peduli.