Satu hal yang pasti tidak bisa diubah adalah waktu, suatu hari semalaman tidak bisa tidur karena membuat file presentasi untuk sidang akhir, sungguh ini bukan mimpi, satu tas jinjing perempuan berwarna merah bekas peninggalan ibu penuh dengan dokumen fotokopian.
Tanpa disadari sudah tujuh tahun kuliah di salah satu universitas negeri berbasis islam di bandung, akhirnya besok bisa sidang akhir skripsi walaupun dilaksanakan secara daring, namun hal itu sungguh seperti tidak nyata, keputusan hampir menghampiri di setiap malam ketika hendak tidur.
Tapi apa bisa dikata memang waktu yang bisa menjawab, seluruh keluarga menanyakan kapan lulus, dan hari itu puncaknya, selesai mengerjakan dokumen presentasi, dan mencoba tidur namun sia-sia.
Keesokan harinya pun tiba, menggunakan jas almamater yang warnanya beda sendiri dari peserta sidang, maklum beda jauh sama angkatan bawah hiks hiks.
Singkat cerita masa sidang sudah lewat menunggu dua hari hasilnya keluar dan mendapatkan nilai A wadaw sekali padahal ketika sidang cuma mengobrol dengan dosen penguji cerita masalah politik kampus jaman dulu, walaupun saya sudah tidak mengetahui info sekarang, pernah mencalonkan diri menjadi ketua sema fakultas namun kalah wkwk.
Pagi itu seperti biasa memesan kopi di warung mang aep, hp berbunyi sebuah notifikasi dari grup sidang akhir dan terdapat pengumuman hasil ujian, langsung saya bagikan ke semua kakak-kakak agar mereka tidak lagi menanyakan kapan lulus lagi.
Namun hal yang membuat saya kesal berubah menjadi iba, kakak perempuan menerima pengumuman bahwa saya lulus dan dia menangis terharu, sungguh disini saya tidak bisa berkata-kata, yah tinggal menunggu wisuda online, begini ternyata rasanya kuliah tujuh tahun sebuah pengalaman.