40 Hari

Waktu terasa begitu lama apa perasaan saya saja, sudah beberapa hari berlalu tetapi seakan lama, kebosanan sampai bosan menghampiri, tidak ada yang mengejutkan.

Sudah 40 hari sejak kepergian, hari-hari terasa hampa, tidak tau apa yang harus dilakukan, kehilangan arah, tidak ada suara magic com bernyanyi atau tukang sayur memanggil.

Saat malam tiba seakan mimpi buruk yang bukan terjadi di dalam mimpi, menikmati keheningan kadang ada motor lewat tanpa permisi, tidak benar-benar sendiri, kecoa dan tikus menemani.

Beberapa hari ini tikus tidak keliatan, sebab tidak ada sisa makanan, sesekali menuju subuh suara kompor gas berbunyi, tenggorokan terasa kering sekali, tidak ada air minum.

Memasak air setengah teko, menunggu beberapa menit, menuangkan bolak balik antara dua gelas agar cepat dingin, rasa sabar memang sialan.

Sepuluh menit berlalu, dapat dua gelas, seketika rasa pening di kepala dan tenggorokan kering hilang, menunggu pengeras suara berbunyi mendekati waktu subuh.

Mata lelah baru bisa tertidur, sialnya jam delapan pagi cuaca sudah panas terik dan tetangga ampun berisiknya, bunyi suara mesin las, motor dengan knalpot bobok.

Lama sekali waktu berputar, mungkin karena tidak ramai, pecahkan beberapa piring kotor biar ramai dan memburu tikus kelaparan agar ramai seisi rumah, tapi itu tidak berlangsung lama, keheningan datang secepat kilat.

Sore atau besok berkumpul beberapa hari lalu setelah itu kembali ke semula.